TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution melihat perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina bisa menjadi peluang bagi Indonesia untuk meraup keuntungan. Perang dagang antara kedua negara dipicu kebijakan Presiden Amerika Donald Trump, yang mengenakan bea masuk lebih besar untuk sejumlah produk asal Cina.
"Perang dagang tidak selalu berita jelek. Kalau kita bisa menghasilkan produk yang dibikin Cina dan bea masuk kita lebih murah, pasti akan untung," ujar Darmin di Kompleks Widya Chandra, Sabtu, 16 Juni 2018. Kebijakan Trump baru berdampak jelek bagi Indonesia apabila bea masuk jumbo itu juga dikenakan untuk produk Tanah Air.
Baca: Open House Idul Fitri, Menko Darmin: Mohon Maaf Lahir dan Batin
Meski demikian, ia melihat kedua negara pasti tidak akan tinggal diam bila ekspornya terganggu. Mereka pasti akan mencari pasar baru untuk menjual komoditasnya. Sebelumnya, Donald Trump menyatakan akan mengenakan tarif masuk yang lebih besar untuk produk impor dari Cina, yang senilai US$ 50 miliar.
Trump telah mendata setidaknya ada 800 produk impor strategis asal Negeri Panda, termasuk kendaraan bermotor. Pengenaan tarif 25 persen rencananya mulai diberlakukan pada 6 Juli 2018.
Baca: Kanada Balas Amerika Serikat dengan Tarif Impor Rp 178 T
Darmin melihat Amerika kini kian getol mengeluarkan kebijakan yang bersifat pembatasan kepada negara besar, khususnya para eksportir utama. Padahal model pengenaan bea masuk seperti itu, menurut Darmin, adalah kebijakan yang hampir tidak pernah lagi digunakan di dunia selama puluhan tahun terakhir.
"Selama ini tidak ada pengenaan yang diskriminatif," ucapnya. Ia belum mengetahui berapa lama lagi Amerika akan menerapkan kebijakan itu. Namun ia yakin kebijakan itu akan menimbulkan dampak terhadap perekonomian dunia.
"Jadi, kalau begitu akan dibalas (oleh negara eksportir). Sampai kapan? Tentu nanti kita lihat sampai Trump melihat dampaknya tidak seperti yang diinginkan," tuturnya.
Baca berita lain tentang perang dagang di Tempo.co.